Senin, 27 Januari 2014

Serie A Giornata 21: siapa yang di untungkan wasit, Roma?

THIS IS LO SPIRITO JUVE
 
 Pertanyaan judul di atas memang tepat di berikan pada Roma, khususnya De Rossi. Saya teringat pernyataannya usai Giornata 15, di mana saat itu Roma baru tertinggal tiga poin dari Juventus di puncak klasemen. Saat itu De Rossi mengeluarkan pernyataan 'aneh' dengan mengatakan Juventus lebih sedikit di untungkan wasit terkait penalti. Gelandang timnas Italia ini mengeluhkan timnya yang tidak mendapat penalti saat di imbangi Torino di Giornata 11, sedangkan Juventus di nilainya di untungkan wasit saat melawan Verona dan Torino. Benarkah Juventus lebih di untungkan wasit ketimbang Roma?


 Saya tak bisa membayangkan bagaimana De Rossi menjawab pertanyaan iu setelah Giornata 21 ini. Faktanya, menurut @whoscored sebelum partai Fiorentina vs Genoa, Roma menjadi tim di serie A yang paling banyak menerima hadiah penalti yaitu sebanyak 6 kali. Belum lagi kenyataan di pekan ini di mana wasit, mahluk yang di tuduh pihak Roma sebagai sekutu Juve, turut andil dalam menipiskan jarak Roma dengan Juventus di puncak klasemen. Pertama terjadi di laga Lazio vs Juventus, di mana wasit mengeluarkan keputusan berlebihan dengan memberikan kartu merah langsung saat Buffon menghentikan Klose. Klaim penalti mungkin masih bisa di terima tapi tidak untuk kartu merah langsung. Banyak kalangan menilai keputusan wasit Davide Massa terlalu berlebihan untuk pelanggaran yang pantas hanya di beri kartu kuning saja.

 Dan yang kedua tentu saja saat laga Verona vs Roma. Aksi teatrikal Torosidis di hadiahi tendangan penalti. Keputusan yang memicu protes dari seluruh official dan para pemain Verona yang menganggap tekel Gonzales bersih mengenai bola. Saya sendiri menilai ini kontroversial dan bahkan seorang teman Milanisti yang anti-Juve pun membenarkan bahwa keputusan wasit itu salah. Dalam tayangan slow motion pun terlihat jelas bahwa Torosidis diving. Menggelikan.

 Mungkin para Romanisti akan mengatakan hal yang sama seperti orang dungu yang me_reply twitter saya dengan mengatakan "tanpa penalti pun Roma juga sudah menang." benarkah begitu? Saya yakin orang dungu ini tidak menyaksikan pertandingan Roma kemarin. Tim sekuat apapun jika dalam keadaan sedang mencari satu gol penyeimbang terus tiba-tiba di hukum penalti kontroversial, saya yakin mentalnya akan terpukul. Semangatnya akan melemah. Sebelum ada penalti, melihat permainan Verona, saya yakin tim ini masih bisa setidaknya menyamakan kedudukan dan mengambil satu poin dari laga ini. Tapi Verona bukan hebat sekelas Juventus, yang mampu bangkit setelah tertinggal gol penalti.Thanks to Refree, Rome!

 Jika De Rossi dan para punggawa Roma yang selalu mengeluhkan wasit cukup gentleman, saya kira mereka mau mengakui bahwa Roma juga di untungkan wasit, jika tidak mau di bilang di bantu. Jika tidak, berarti pernyataan De Rossi dahulu hanyalah sikap dari para pecundang yang lemah serta tidak mampu bersaing secara sehat. Selama ini, sudah terlalu banyak keluhan dari para pecundang lemah yang tidak mengakui superioritas Juventus. Mereka punya seribu alasan, dari yang masuk nalar sampai yang tidak nalar, seperti contohnya kata De Sanctis setelah Roma kalah di Turin bahwa Juventus di untungkan oleh sistem. Sistem birokrasi politis yang membuat Juventus mampu membangun stadion sendiri. Hallow? Apa hubungannya kalah-menang tim dengan stadion? Menggelikan.

 Roma dan Romanisti harus tahu bahwa sebuah tim yang hebat tidak perlu bantuan apapun dari luar untuk menang. Jika kalian merasa tim kalian adalah tim juara, menanglah terus dan jangan hiraukan hasil dari tim lain. Itu yang di tekankan Conte kepada para pemainnya sejak pertama menukangi Juventus, mungkin orang Roma bisa belajar. Jika protes atas ketidakadilan, cukup diam(silenzo stampa) dan jangan perburuk citra dengan mengeluh seperti orang lemah.

This is lo spirito Juve!


 Ini misi berat kedua setelah Roma di paruh kedua musim ini. Menghadapi tuan rumah Lazio yang tengah impresif usai kembalinya pelatih lama, Edy Reja. Mengawali laga dengan lambat, Juve hampir kebobolan usai blunder Buffon mampu di manfaatkan Klose, beruntung sontekan Striker Jerman ini melebar. Selang beberapa menit, petaka sesungguhnya hadir. Dalam usaha menangkap bola, Buffon justru menabrak Klose. Wasit menunjuk titik putih dan juga membuat keputusan kontroversial dengan memberikan kartu merah langsung pada Buffon. Keputusan aneh mengingat seharusnya pelanggaran seperti ini harusnya cukup kartu kuning saja. Mantan pemain Juve, Antonio Candreva yang menjadi eksekutor mampu menaklukan Storari yang menggantikan Buffon sebagai penjaga gawang. Bukan Juventus namanya jika tidak mampu membalasnya, setelah beberapa kali mentah peluangnya hingga akhirnya kerja keras Llorente berbuah gol juga. Memanfaatkan crossing Lictsteiner, Llorente berhasil mengarahkan bola ke sudut kanan tiang jauh Roma dan gol. Ini adalah gol sundulan ke empat Llorente musim ini bersama Juve. Penampilan luar biasa juga di tunjukkan oleh kiper pengganti Storari, dia berhasil mementahkan sundulan 100% gol Klose. Selang beberapa menit Storari juga kembali mementahkan sundulan pemain Lazio dari skema yang hampir serupa. Tendangan keras mendatar Hernanes juga mampu di belokan. Malam itu Storari luar biasa dan minggu depan kontra merda adalah pertunjukkan tunggalnya.

 Sampai peluit akhir berbunyi, 10 pemain Juventus gagal menambah gol lagi. Meski begitu, ini patut di berikan Apresiasi. Tertinggak oleh gol penalti lebih dulu, kartu merah kontroversial untuk kiper sekaligus kapten tim namun ternyata semangat 10 pemain di lapangan tidak kendor dan bahkan semangatnya seperti terlecut untuk membalasnya. Tidak ada yang sia-sia dari usaha yang hebat dan Tuhan tahu itu, pada akhirnya gol penyama kedudukan pun berhasil di dapatkan. Sebuah pertunjukan pantang menyerah yang dulu sangat lekat dengan sejarah Juventus. Tidak salah lagi, this is Lo Spirito Juve!

The Drama Queen Rome

terlecut oleh hasil imbang para Rival Scudettonya; Napoli dan Juventus, Roma bertekad memenangi laga demi menipiskan poin dengan Juventus dan menjauh dari Napoli. Namun semua tak seindah harapan karena tuan rumah Verona memberi perlawanan sulit. Ketika babak pertama seperti akan berakhir tanpa gol, Adem Ljajic memecah kebuntuan dan membawa tamu unggul 1-0 di babak pertama. Babak kedua baru mulai 3 menit, Verona mengejutkan Roma lewat aksi Gomez yang menyodorkan umpan pada Hallfredson yang langsung menghajar bola tanpa kontrol lagi. Derasnya sepakan mendatar Hallfredson tak mampu di jangkau kiper Roma. Gol. Gervinho membalikan keadaan lewat aksi individualnya sebelum aksi teatrikal Torosidis dan eksekusi penalti Totti menegaskan kemenangan 'kecut' Roma. Saya tidak berniat membahas panjang lebar ini, hanya sebuah pertanyaan: haruskah tim pengejar scudetto butuh aksi 'kotor' untuk mengalahkan tim promosi?

Kisah Penonton yang berisik

begitulah gambaran Inter merda saat ini. Mereka penonton di semua ajang termasuk di Liga yang sedang mereka ikuti sekarang tapi mulut besarnya sungguh tidak sesuai dengan kenyataan dirinya. Menertawakan tim yang gagal di perempatfinal Coppa Italia sedangkan dirinya sudah gugur di 16 besar, menertawakan tim Italia yang gagal di Eropa sementara dirinya cuma jadi penonton, bukankah terlalu bodoh mereka? Dan pekan ini Merda dengan misi bangkitnya saat menjamu tim papan tengah Catania di kontrakan Meazza. Tengah pekan Mazzarri sudah menekankan pada media bahwa kondisi Internal Merdazzuri baik-baik saja tapi fakta yang terjadi di lapangan mengungkap kebenarannya. Inter merda gagal mengalahkan tim selevelnya, Catania. Usai laga Mazzari mengungkapkan pernyataan berbeda dari sebelumnya;

"sepanjang minggu para pemain merasakan skeptisme dari fans dan media. Para pemain ini tidak tahan terhadap tekanan tertentu dan merasakan antusiasme di bangku penonton, karena ini rasanya hampir seperti bermain di stadion yang kosong." _ Mazzarri

 Lucu sekali bukan kebohongan Mazzamerda? Bagaimana bisa Mazzarri mengatakan kondisi Inter merda baik-baik saja sedangkan sebelum laga melawan Catania, para fans dan ultras merda menyambutnya dengan protes hingga berlanjut ke dalam stadion untuk meminta direktur umum, Marco Fassone mundur. Belum lagi blunder-blunder merda di tengah pekan, bahkan presiden barunya, Erick Thohir ikut larut dalam blunder transfer Vucinic-Guarin. Dan karena sikap plin-plannya, Thohir di sebut sebagai presiden lemah yang bisa di setir para fans. Menggelikan prahara merda ini.

  Hasil imbang ini membuat Inter merda belum mampu memetik kemenangan di tahun 2014. Dari 4 laga, Inter merda imbang dua kali dan kalah dua kali. Tambahan satu poin ini membuat mereka masih tertahan di peringkat ke lima dengan poin 33. Saya sendiri berharap chaos di tubuh merda tetap berlanjut sampai pekan depan, saat mereka bertandang ke Turin. Semoga mereka tidak mempersulit kemenangan Juventus. Ciao, merda!

  Di pertandingan lainnya, Milan naik satu peringkat di posisi 9 klasemen sementara usai mengalahkan dengan susah payah Cagliari. Sementara drama 6 gol terjadi di stadion Artemio Franchi, di mana tuan rumah Fiorentina di tahan tamunya, Genoa 3-3. Dalam laga ini Aquilani mencetak hattrick untuk pertama kalinya di serie A. Hasil imbang ini tidak membuat puas pelatih Montella yang mempertanyakan kepemimpinan wasit. Kini Fiorentina masih tak beranjak dari posisi empat klasemen.

HASIL PERTANDINGAN LAINNYA
Livorno 3-1 Sassuolo 
Parma 1-0 Udinese 
Cagliari 1-2 Milan 
Inter merda 0-0 Catania
Torino 1-0 Atlanta
Fiorentina 3-3 Genoa 
Sampdoria 1-1 Bologna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adsense Menu